Tajuk : Epilog Kedukaan
Nukilan : Tengku Imran Akasya
dinginnnya hembusan pawana
menambah lagi epilog duka
dalam sanubariku
pemergiannya mencoretkan
seribu kedukaan di dalam
novel kehidupanku
jiwaku kosong tanpanya
hatiku sering membentak
tika akalku teringatkannya
titisan kristal yang menemaniku
saban hari semakin tidak bermaya
kerna aku terlalu merinduinya
mampukah aku bertahan?
kehadiran dirinya dalam hidupku
persis cahaya yang menerangi
lorong-lorong nan suram
kehadirannya ibarat baja
yang menyuburi taman hatiku
namun kini segala luluh!
dia telah pergi meninggalkan aku
segala ikatan telah pun terurai
apa yang tinggal kini hanyalah
memori yang tidak mungkin
akan berulang kembali...
p/s : hurm so apa pendapat korang?
0 comments:
Post a Comment